Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyak Kampung di Yogya Lockdown Sendiri, Begini Kondisinya

image-gnews
Warga melintas di Jalan Tunjungan yang ditutup, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 28 Maret 2020. Penutupan sejumlah jalan di Surabaya tersebut agar terbebas dari segala aktivitas warga dan kendaraan guna mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19). ANTARA
Warga melintas di Jalan Tunjungan yang ditutup, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 28 Maret 2020. Penutupan sejumlah jalan di Surabaya tersebut agar terbebas dari segala aktivitas warga dan kendaraan guna mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19). ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menyisir sejumlah kampung yang diketahui melakukan isolasi atau lockdown sendiri di wilayahnya dengan cara menutup akses jalan sejak Sabtu hingga Ahad, 28-29 Maret 2020.

Beberapa kampung di Kota Yogya memang sempat memasang palang-palang kayu di pintu masuk kampung untuk mencegah masuknya pendatang. Ada juga yang menyebar spanduk yang intinya menyeru kepada pendatang agar tidak masuk.

"Kami memahami reaksi masyarakat di wilayah yang merasa perlu melindungi diri. Tapi setelah diberi penjelasan warga memahami (tidak lagi menutup akses jalan kampung lagi)," ujar Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, Ahad.

Misalnya di sebuah kampung di Kelurahan Patangpuluhan. Kampung itu sempat membatasi akses jalan. Saat diklarifikasi, pengurus kampung menyatakan hal tersebut bukan lockdown.

"Mereka membatasi akses sementara karena selama dua hari terakhir jalan tembus ke Kabupaten Bantul itu terus dilewati pendatang dari Jakarta dan Semarang, akhirnya akses dibatasi untuk umum," ujar Heroe.

Lalu di sebuah kampung Kelurahan Wirobrajan yang memasang palang kayu di depan gang kampungnya. Heroe mengatakan aksi itu akibat ada warga kampung sebelah yang meninggal di Malaysia dan dimakamkan melewati kampung itu. "Warga menolak, akhirnya pemakaman diarahkan lewat akses jalan lain," ujarnya.

Ada pula di kampung Tegalrejo, Kota Yogya yang sempat diberondong 20-an spanduk buatan warga yang menyerukan lockdown dipasang di gang masuk perkampungan. Setelah didatangi dan diajak berdiskusi, ujar Heroe, pengurus kampung itu akhirya bersedia melepas semua spanduk itu.

Heroe menuturkan pengambilan keputusan terkait kebijakan lockdown maupun karantina wilayah yang belakangan jadi polemik seharusnya tidak diambil dengan situasi panik. Setiap kota kondisinya berbeda. masyarakat pasti juga punya sikap tidak sama," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Kota Yogya, kata Heroe, mendorong masyarakat dan jajarannya berfokus pada gerakan riil yang dinilai efektif mengurangi dan memutus mata rantai sebaran virus Corona. "Jadi jangan untuk aksi-aksian saja," ujarnya.

Menurut Heroe, soal wacana lockdown atau karantina wilayah banyak yang harus dipikirkan. "Apakah benar sudah siap? Apakah masyarakat siap hanya di rumah saja? Apakah semua sudah punya logistik cukup saat semua produktivitas ekonomi menurun? Apakah pemerintah cukup dana menyiapkan logistik seluruh kota dalam waktu sebulan atau dua bulan?" kata dia.

Heroe mengatakan selama Maret ini, ada 9.000 orang yang sudah diperiksa di puskesmas, RS Yogya dan RS Pratama. Sebagian besar mereka baru pulang dari bepergian dan mungkin juga sudah mudik.

Dari pemeriksaan yang mayoritas dilalukan secara mandiri itu, dari 9.000 orang diketahui 267 statusnya orang dalam pengawasan (ODP), sembilan orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan dua orang positif Corona.

"Yang pasien positif ini, salah satunya sudah sembuh dan lewat masa inkubasinya, tinggal menunggu hasil uji laboratoriumnya lagi," kata Heroe.

Sedangkan dari sembilan pasien PDP di Kota Yogya itu, semula sebenarnya berjumlah 23 orang. "Dan di Yogya tidak ditemukan kasus dari ODP naik jadi PDP," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

11 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

11 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

29 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

35 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

51 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

53 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

53 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.